Saturday, November 19, 2011

Lokasi Parkir di Jalan Bekasi Barat, Jatinegara

Transportasi Publik: Trans Jakarta dan Commuter Line KAI ke tokosarana™Jakarta
Transportasi Publik: Trans Jakarta dan Commuter Line KAI ke tokosarana™Jakarta
Lokasi Parkir Mobil di Jalan Bekasi Barat dan Jalan Matraman Raya
Pusat Batu Permata/Akik Pasar Rawabening
Jalan Raya Bekasi Barat No. 2, Jatinegara, Jakarta 13350
Pusat Grosir Jatinegara (PGJ)
Jalan Matraman Raya No. 173 - 175, Jatinegara, Jakarta 13310

Jakarta Gems Center - Rawabening Halte BusWay Koridor XI Stasiun Jatinegara 2
Pusat Grosir Jatinegara-PGJ
Lokasi Parkir 100 meter dari tokosarana, di seberang Stasiun JatinegaraLokasi Parkir 400 meter dari tokosarana, di seberang Pasar Regional Jatinegara
Dari Lokasi Parkir Pasar Rawabening menuju tokosarana (lokasi di depan Ruang Tunggu Halte BusWay "Stasiun Jatinegara 2"):
  • Menyeberangi jalan menuju Stasiun Jatinegara/Toko Harum. 
  • Belok kiri, lurus 100 meter berlawanan arus lalulintas melewati Pertokoan PT Kereta Api (PTKA) Jatinegara
  • Lokasi tokosarana di sebelah kanan,
Dari Lokasi Parkir PGJ menuju tokosarana (lokasi di depan Ruang Tunggu Halte BusWay "Stasiun Jatinegara 2")
  • Lurus 300 meter mengikuti arus lalulintas di Jalan Matraman Raya.
  • Di pertigaan jalan, belok kiri, lurus 100 meter di Jalan Raya Bekasi Barat
  • Lokasi tokosarana di sebelah kiri,
Lokasi tokosarana™Jakarta
Halte BusWay Koridor XI Stasiun Jatinegara 2
Toko Sarana
Halte BusWay Koridor XI Stasiun Jatinegara 2
Halte Busway Stasiun Jatinegara 2Tampak Muka tokosarana™ Jakartatokosarana™Jakarta dilihat dari Halte Busway Stasiun Jatinegara
100 meter Sejajar Stasiun Jatinegara dan
di Depan Ruang Tunggu Halte BusWay "Stasiun Jatinegara 2"
Koridor XI Kampung Melayu - Pulogebang
tokosarana™Jakarta:
Jalan Raya Bekasi Barat Nomor 53, JATINEGARA, Jakarta Timur 13350, Indonesia.
Telepon TELKOM 021-85915064, 021-85916152, 021-85901737, 021-8517179.
Pin BB 2A2B254F, Simpati 082260777068 (WhatsApp), IM3 085778673299, XL 087887689110

Google Maps: tokosarana™Jakarta

Link Terkait: Tentang Kami
Belanja dan Bayar Online www.mahasarana.co.id
Facebook, Twitter, Google+ and Instagram Badge
         

Mahasarana Sukses™ | tokosarana™Jakarta | mahasarana™Bandung ©2015
Online and In Stores: Penjualan Dalam Jaringan dan di Toko

Friday, November 11, 2011

Soto Kaki Sapi Bogor - Sejak tahun 1930

Salah satu makanan tradisional khas kota Bogor yang cukup digemari oleh para pecinta kuliner adalah Soto Kaki Sapi. Menu makanan yang satu ini memerlukan persiapan yang cukup lama sebelum dapat dihidangkan kepada penikmat setianya.

Berikut kisah dari salah seorang penjual Soto Kaki Sapi di bilangan Jakarta Timur. Persiapan dimulai dari jam 2 siang, kaki sapi dibersihkan dengan menggunakan silet selama ± 2 jam, setelah bersih kemudian dicuci, dan mulai direbus di dalam dandang selama 6 s/d 7 jam. Setelah selesai direbus kemudian kembali dicuci bersih.

Persiapan selanjutnya berbelanja sayuran untuk kebutuhan berjualan esok hari, kemudian menggoreng emping, kerupuk serta bawang. Seluruh persiapan ini selesai kira-kira jam 9 malam.

Kemudian persiapan dilanjutkan jam 3 pagi, mulai dari menggoreng daging, babat, kentang, memasak nasi, santan untuk kuah, serta merebus air untuk menyeduh teh, yang semuanya masih menggunakan peralatan tradisional. Setelah selesai, barulah semuanya diangkut menggunakan gerobak menuju ke lokasi jualan.


Usaha soto bogor yang kini terletak di Pertokoan PT Kereta Api No.33, Jl. Raya Bekasi Barat, Jatinegara (30 meter dari Stasiun JATINEGARA, sebelah Restoran Masakan Padang Surya), memiliki keistimewaan tersendiri karena diolah dengan cara tradisional, serta masih menggunakan resep yang berusia puluhan tahun, yang diwariskan secara turun temurun.

Usaha ini dimulai oleh Bpk. Almawi pada tahun 1930, hanya dengan bermodalkan peralatan sederhana, yaitu pikulan yang terbuat dari bambu di bilangan Mester di depan Gang Abud Jl. Raya Bekasi Barat, Jatinegara. Saat itu harga untuk satu porsi soto + nasi hanya 250 rupiah.

Setelah itu pada tahun 1979 diwariskan kepada anak almarhum, yaitu Bpk. Kasdi. Saat itu satu porsi soto + nasi dihargai 900 rupiah. Namun sayang, pada tahun 1985 Bpk. Kasdi meninggal, dan akhirnya istri almarhum, Ibu Sari yang meneruskan usaha tersebut. Usaha tersebut kian dikenal masyarakat, dan terus berkembang hingga mengalami perubahan harga dari 2000 rupiah hingga 6500 rupiah per porsinya.

Namun pada akhirnya Ibu Sari meninggal, dan usaha tersebut diwariskan ke anak-anaknya, salah satunya adalah Bpk. Dedi, yang memilih berjualan menggunakan gerobak sederhana masih di lokasi yang sama Gang Abud dan warung di Pertokoan PT Kereta Api Jatinegara tersebut diatas.

Alamat:
SOTO KAKI SAPI BOGOR - Sejak tahun 1930
Pertokoan PT Kereta Api No. 33 - 34
Jl. Raya Bekasi Barat, JATINEGARA. Telepon: (021)99855662
20 meter dari STASIUN JATINEGARA, Sebelah Restoran Masakan Padang SURYA
Buka jam 07.00 s/d 18.00 (7 Hari Seminggu)

Harga: Soto Kaki Sapi Bogor + Nasi Putih Rp 13.000,-/Porsi

Jayalah Jatinegara

  • "Stasiun ini sebelumnya bernama Meester Cornelis, merupakan stasiun yang dahulu memiliki tram listrik menuju Kramat dan Kampung Melayu...." Itulah penggalan isi prasasti di dinding Stasiun Jatinegara, Jakarta timur. Betapa Jatinegara telah unggul sejak 100 tahun silam!
Oleh: GREGORIUS MAGNUS FINESSO dan SAMUEL OKTORA
Stasiun Jatinegara, JakartaTimur, seperti terekam pada Minggu (12/9) siang, merupakan peninggalan zaman Belanda. Stasiun ini termasuk benda cagar budaya yang dilindungi berdasarkan Perda Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 9 Tahun 1999
  • Jaringan transpostasi masa pemerintahan Hindia Belanda memang pernah dipusatkan di Jatinegara. Sebab, sejak abad ke-17, kawasan itu menjadi pusat perdagangan utama, selain Glodok di Jakarta Barat.
  • Kisah Jatinegara pun bermula ketika seorang guru agama Kristen dari Pulau Lontar, Banda, Maluku, Cornelis van Senen, membeli sebidang tanah di Jatinegara yang tidak jauh dari aliran Sungai Ciliwung.
  • Lambat laun, hutan jati di atas tanah itu dikembangkan menjadi pemukiman, lengkap dengan pusat perdagangan. Alhasil, kawasan itu dikenal dengan nama Meester Cornelis atau Mester. Pasar di depan Stasiun Jatinegara hingga kini juga masih disebut Pasar Mester.
  • Strategisnya kawasan Meester Cornelis dibuktikan dengan pembangunan jalur kereta penghubung Jatinegara dengan Jakarta Kota pada April 1875. Lantas pada 1881, Melayu (Meester Cornelis) dengan Kota Intan (Batavia) pun dihubungkan dengan trem uap via Matraman, Kramat, Senen, Harmoni, dan Glodok.
  • Sementara trem listrik yang ditorehkan dalam prasasti mulai dioperasikan pada 6 April 1925. Trem ini menghubungkan Jatinegara dengan Tanjung Priok sejauh 15,6 km serta Jatinegara dengan Manggarai sejauh 2,6 km.
  • Pembangunan jalur kereta itu pun melengkapi jaringan Jalan Raya Pos (De Grote Postweg) Anyer-Panarukan yang dibangun lebih dahulu. Adalah Daendels, Sang Gubernur Jenderal Hindia Belanda, yang menyempurnakan jalan raya untuk memudahkan pergerakan militer infanteri dan transportasi.
Negara Sejati
  • Nama Jatinegara sendiri muncul setengah abad sebelum Meester Cornelis. Muladin (55) warga asli Bali Mester, Jatinegara, menuturkan, "Daerah ini dulu jadi tempat pelarian Pengeran Jayakarta setelah Kota Jayakarta direbut Belanda. Kakek saya bilang, Jatinegara berarti negara yang sejati. Dengan nama ini, Pangeran Jayakarta ingin membuktikan pemerintahannya masih berlangsung meski Kota Jayakarta diubah menjadi Batavia.
  • Beberapa peninggalan, yang masih dapat disaksikan di Jatinegara, di antaranya Masjid Kuno dan Makam Pangeran Jayakarta Wijayakrama di Jatinegara Kaum. Selain itu, di depan Stasiun Jatinegara dapat juga disaksikan Gedung Meester Cornelis.
  • Kejayaan perekonomian kota tua itu juga masih bisa dilihat dari aktivitas Pasar Meester di depan Stasiun. Selain itu, kata Wakil Kepala Stasiun Jatinegara Satia Tarta Gunada, Pasar Rawa Bening di dekat Pasar Meester adalah pusat batu cincin (batu akik) terbesar di Asia Tenggara.
  • Mulai batu sintesis, batu alam, hingga batu mulia berkelas, antara lain zamrud, rubi, dan safir, dijual di pasar itu dengan harga hingga ratusan juta rupiah.
  • Kepala Stasiun Jatinegara Yuskar Setiawan menekankan, "Bangunan utama stasiun sampai sekarang tak berubah. Stasiun Jatinegara juga telah ditetapkan sebagai cagar budaya." Ini ditegaskan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 011/M/1999 tanggal 12 Januari 1999.
  • Hidup Jatinegara memamg patut dijaga. Kejayaan masa lalunya sebagai sentra ekonomi Jakarta juga patut dipertahankan.
  • Maestro Ismail Marzuki pun mengabadikan nama "Jatinegara" dalam penggalan lirik lagu "Juwita Malam".
  • "Kereta kita segera tiba/Di Jatinegara kita kan berpisah/Berilah nama alamat serta/Esok lusa boleh kita jumpa pula."
Dikutip dari Harian Kompas Nomor 073 Tahun ke-46 Senin 13 September 2010 halaman 3

HandMade Sandal by Kosasih from Garut

Sandal yang dibuat oleh Mang Kos asli kulit, setelah dilem sandal tersebut diperkuat dengan  dijahit..
Harga mulai Rp 40.000,-.
Lokasi HandMade Sandal by Kosasih from Garut di Jalan Raya Bekasi Barat dekat Stasiun Jatinegara di depan: tokosarana.com
Mang Kos juga melayani perbaikan sepatu dan sandal
Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi: Mang Kos di 0821 2354 3364

Thursday, November 10, 2011

Kafe Mang Dadang

Mang Dadang, kakek dengan 5 cucu, sangat memperhatikan penampilannya.
Moto hidupnya, penjual makanan atau minuman harus bersih dan resik.
Lokasi Kafe Mang Dadang di depan: tokosarana.com

Shoe Repair in Mester

Ada banyak Shoe Repair di seputar Mester, tepatnya di Jalan Raya Bekasi Barat dekat Stasiun Jatinegara.
Untuk memperbaiki sepatu dan sandal, anda cukup merogoh kocek sebesar Rp 5.000,- sampai dengan Rp 10.000,-..
Untuk  mengganti sol sepatu atau sandal yang telah aus, anda cukup mengeluarkan uang sebesar Rp 30.000,- s/d Rp 50.000,-
Lokasi Mang Iing Shoe Repair di Jalan Bekasi Barat depan: tokosarana.com
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Mang Iiing Sunarya telepon 0856 8733992