Sunday, March 20, 2016

Tepis Stigma Pengemudi Taksi, Jadikan Taksi Moda Transportasi Primadona

Wawancara Imajiner dengan Pengemudi Taksi

Pengemudi taksi sulit memenuhi setoran?

Ya, Sulit mendapat penumpang karena persaingan tidak sehat dengan Uber dan Grab. Jalan macet juga menjadi penyebab lainnya.

Mengapa pengemudi taksi lebih suka penumpang jarak jauh

Penumpang jarak jauh membayar sewa lebih banyak, jadi setoran gampang terpenuhi. .

Bukankah ada ketentuan tarif buka pintu, tarif km selanjutnya dan tarif jam berikutnya?

Tetapi kalau jarak dekat tetap merugi.

Hapus Stigma Pengemudi Taksi

Hapus Stigma Pengemudi Taksi

Jalani profesi anda dengan tulus, jujur dan ikhlas.

Layani semua penumpang, baik jarak dekat maupun jarak jauh atau ke tempat yang aksesnya macet.
Manfaatkan jam operasional, jangan pernah menolak penumpang.

Dasar Pemikiran

Karena pengemudi taksi tidak pernah menolak penumpang, maka penumpang jarak dekat yang bepergian lebih dari 2 orang akan mempertimbangkan naik taksi ketimbang naik moda angkutan lain seperti ojek, bajaj, angkot dan lain lain.

Contoh perhitungan

Tarif Taksi di Ibukota:
  • Rp 7.500 tarif buka pintu,
  • Rp 4.000 per km atau  Rp 400 per 100 m,
  • Rp 48.000 per jam atau Rp 800 per menit.
Penumpang jarak dekat: 5 km
Tarif yang dibayar penumpang: Rp7.500,- + 5 km * Rp4.000,-/km + tarif jam (kalau berhenti/macet atau menunggu) = Rp27.500,-
Diasumsikan jalan tidak macet berarti tarif jam tidak ada

Mudah-mudahan taksi menjadi moda transportasi primadona penumpang jarak dekat

Kalau masyarakat sudah terbiasa pada kenyataan pengemudi taksi tidak pernah menolak penumpang, penumpang di gang atau jalan kecilpun akan mempertimbangkan naik taksi apabila mereka bepergian lebih dari 2 orang.